Ustadz Kondang Yusuf Mansur Beli Saham Klub Egy Maulana Vikri

Kabar membanggakan berasal melalui ustadz kondang Yusuf Mansur. Dai bahwa pun pemilik fintech berbasis syariah, PayTren (PT Veritra Sentosa Internasional) itu dikabarkan telah mengambil jasa melalui pemuncak klasemen sementara Ekstrakslasa atau Liga Primer Polandia, Lechia Gdansk. Logo Paytren pun kini sudah resmi menempel di jersey klub bahwa dihuni pemain muda Indonesia Egy Maulana Vikri itu.
Selain terpampang demi bagian depan jersey Lechia, logo PayTren juga menghiasi tribun stadion Energa, milik Lechia Gdansk.
Menurut Yusuf Mansur, keputusan menukar sebagian kontribusi Lechia jadi upaya untuk persaling menolongan sepak bola antara Indonesia. Terutama, pembenahan sepakbola usia muda.
''Ini terkait dengan pembinaan budak-budak muda Indonesia di masa depan. Jadi kalau kita ingin membina sepakbola Indonesia maka dimulai daripada junior dulu kan. Kita ini bicara 5-10 tahun yang akan berkunjung,'' ujar Yusuf Mansur di Bandung, Sabtu (8/12/2018).
Dia menegaskan kerjasama yang dijalin PayTren memakai Lechia tidak namun sebatas sponsorship saja melainkan pembelian sebagian jasa Lechia oleh PayTren.
Perusahaan yang beralih dempet bidang fintech itu memborong pemberian Lechia seluang 10 persen. Jumlah duit yang digelontorkan PayTren untuk Lechia menembus angka 2,5 juta euro, atau setara lewat Rp 41,2 milyar.
''Kami kerjasama investasi jadi lebih ke pemilikan saham kalau sponsorship ya itu namun bonusnya saja,'' lanjut Yusuf Mansur.
''Kami jadi pemilik jasa dari klub papan atas Polandia Lechia Gdank. Investasi teristimewa 2,5 juta Euro yang akan kami bayar mulai Juni memakai masa angsuran sewaktu sepanjang. 7 bulan,'' membukanya.
Adapun akan sumber dana itu bersumber mengenai patungan seluruh nasabah PayTren. Makanya, Yusuf mengajak seluruh pecinta sepakbola Indonesia akan menggunakan PayTren selanjutnya bisa membeli saham klub papan atas Eropa.
''Kami berharap ada 1 juta pecinta sepak bola yang patungan menjumpai memiliki Lechia Gdank. Ya ini kira-kira Rp 42 ribu perak saja bantuannya yang dibagi 7 bulan ketemunya Rp 6 ribu dan dibagi 30 hari ketemunya 200 perak perhari. Sehingga ini memerankan semacam gimmick daripada Paytren,'' sahapnya.
Berita ini sudah dimuat di suara.com