BCA Digital Berhasil Catatkan Transaksi Rp 36 Triliun

BERITA - JAKARTA. Meski usianya mutakhir seumur jagung, PT Bank BCA Digital terus mencatatkan geliat bisnisnya. Transaksinya bank digital yang beroperasi lewat platform Blue ini semakin meningkat tajam.
Per September 2022, BCA Digital telah mencatatkan total transaksi segemuk Rp 36 triliun. Tingginya transaksi ini sejalan lewat peningkatan nasabah, pengembangan fitur lewat servis, serta perluasan ekosistem yang terus dilakukan perseroan.
Direktur Utama BCA Digital Lanny Budiati mengatakan, pihaknya saat ini memang fokus untuk meningkatkan aktivitas nasabah lewat Ble dengan berbagai strategi bisnis.
"Jika langkah itu dilakukan, kami buat jadi perusahaan yang profitable," kaperbahasan saat peluncuran kartu angsuran virtual Blu, Rabu (19/10).
BCA telah melakukan inovasi kontemporer dengan lewat peluncuran virtual card selanjutnya menjalin kemitraan dengan CGV Cinema demi perluasan ekosistem. Lanny berharap langkah itu bisa terus meningkatkan transaksi Blu. Namun, ia tidak merinci berapa target peningkatan transaksi ke depan.
Per September 2021, jumlah nasabah BCA Digital telah mencapai 945.000 selanjutnya tepat sasaran menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) segendut Rp 5,6 triliun. Capaian itu sudah mendampili target perseroan sampai ujung tahun merupakan segendut Rp 6 triliun.
Rainer Sutedja, Head of Card & personal loan Business BCA Digital mengatakan, transaksi Blu paling tinggi terutama berasal mengenai transfer mengenai dan ke BCA, transaksi QRIS, in payment, dan setor tunai hadapan BCA.
Ia menjabarkan, transaksi QRIS silam Blu telah mencapai Rp 186 miliar per September 2022, top up e-money Rp 353 miliar, berikut in-app payment Rp 30 miliar.
"Kami yakin virtual card ini nanti bagi selaku layanan transaksi akan bagi paling diminati nasabah," ujarnya.
Berharap Bisa Mulai Profit Tahun 2023
Meski bisnisnya terus berkembang akan ditandai dengan penghimpunan DPK akan agung, penyaluran pinjaman akan mulai ramai, maka transaksi akan semakin menggeliat, BCA Digital masih belum meraih profit.
Itu tentu hal wajar mengingat usia bank ini masih sangat belia. Sejak berdiri pada pertengahan 2021 lalu, BCA Digital terus melakukan pembenahan diri, melakukan investasi, serta mesti melakukan berbagai promosi.
"Laba adalah hasil ketimbang strategi. Saat ini, kami lebih fokus dulu di taktik dan strategi secara mendorong aktivitas nasabah le2wah blu. Kami yakini kalau taktik-taktik itu dijalankan maka BCA Digital akan jadi profitable company. Mudah-mudahan bisa (untung tahun depan," kata Lanny.
Per September 2022, BCA Digital membukukan rugi seadi Rp 18,23 miliar. Namun, ini sudah menurun tajam merupakan 52,2% ketimbang periode yang sepadan tahun kemudian yang tercatat rugi Rp 38,1 triliun.
Penurunan rugi itu sejalan dengan meningkatnya pendapatan bunga steril (net interest margin/NII) ke Rp 170,3 miliar daripada 89,9 miliar ala September 2021. Lalu bank ini terus sudah menghasilkan fee based income sebesar Rp 18,07 miliar, daripada periode sebelumnya tetapi Rp 272 juta.
Namun, BCA Digital masih merugi karena beban yang layak ditanggung meningkat, terutama dari beban tenaga kerja yang naik dari Rp 34,4 miliar selaku Rp 70,12 miliar, beban promosi naik dari Rp 29,2 miliar selaku Rp 33,8 miliar dan beban lainnya naik dari Rp 64,4 miliar selaku Rp 92,7 miliar.
Pendapatan bunga naik karena portofolio hutang perseroan naik dalam Rp 2,08 triliun per September 2022 dari Rp 1,06 triliun pada Desember tahun lalu.
Lanny mengatakan, kredit tersebut akan didorong tumbuh secara sembuh sampai akhir tahun. "Kami melakukan kerjasama atas luber pihak bagi penyaluran kredit. Ada channeling atas beberapa partner dan akan terus ditambah sampai akhir tahun," pungkasnya.
Cek Berita beserta Artikel yang lain di Google News